Senin, 06 September 2010

cerpen : Inginku, bukan hanya jadi sahabatmu..

inginku, bukan hanya jadi sahabatmu..

Oleh :
Almaika Riandraswari & Rizky Vaira

“Kita sekelas lagi teman – teman”, teriak Aira kepada Donny, Andre,Ditho, Dhiny, dan Mayang. “Iya nih, padahal aku malas banget sekelas sama kalian lagi”. canda Donny. Semua pun meneriaki Donny tanda bahwa mereka kesal dengan Donny. “Sudah, sudah yang penting kan kita semua adalah sahabat yang tak akan terpisahkan, walaupun kita harus beda kelas sekali pun”, jelas Andre. “Bener tuh kata Andre”, kata Ditho setuju.
Ya, mereka berenam adalah sahabat yang sangat dekat, Aira, Donny. Ditho, Andre, Dhiny, dan Mayang. Mereka sudah bersahabat dan satu sekolah sejak kelas 6 SD hingga SMA pun mereka satu sekolah lagi. Hal itulah yang membuat mereka sangat dekat layaknya adik kakak. Mereka selalu bersama baik suka maupun duka.
Inilah watak – watak yang dimiliki mereka. Aira yang bisa dibilang paling rajin diantara mereka berenam. Donny adalah orang yang paling susah diatur dan juga gila bulutangis, fansnya Markis Kido, sedikit nakal tapi dia juga pintar. Ditho, si gila online. Semboyan yang dipegangnya adalah ‘HIDUP ONLINE’. Dhiny, si tomboy berpenampilan layaknya lelaki, menyukai karate dan sering memenangkan lomba sampai tingkat nasional, tapi juga gampang nangis. Mayang, sangat lembut dan bisa dibilang paling dewasa diantara kami berenam. Andre si jago kimia tapi juga sang playboy maklumlah karena dia adalah laki – laki paling tampan (tapi cuma menurut dia)dan baik hati.
Tepat hari senin pertamakalinya mereka sebagai siswa kelas 10 di SMA 25 dan masuk kelas baru yaitu kelas X - D dan yang milih tempat duduk. Aira duduk dengan Diana, Donny dengan Ade, Ditho dengan Faisal, Mayang dengan Aurel, Dhiny dengan Echy, dan Andre dengan Reza. Setelah itu mulailah semua siswa memperkenalkan diri mulai dari asal SMP, alamat, tanggal lahir. Setelah itu pemilihan ketua kelas, dan ternyata Donny terpilih menjadi ketua kelas disusul Ade sebagai wakil ketua kelas dan Aira sebagai sekertaris serta Aurel sebagai bendahara. Wali kelas mereka adalah ibu Lina Widyastuti yang masih sangat muda sekitar 25 tahun.
Hari – hari sebagai siswa SMA mereka lalui dengan canda dan tawa bisa dibilang ungkapan bahwa masa SMA adalah masa yang paling bahagia itu benar adanya. Punya temen – temen yang baik, guru yang bijaksana, dan juga suasana sekolah yang kondusif. Kami memiliki kegiatan belajar bersama, biasanya diadakan pada hari kamis dan sabtu atau kalau ada pr yang sangat sulit, dilakukan secara bergantian dirumah teman – teman pokoknya sampai semua kena giliran.
Tepat pada hari sabtu kelompok belajar dilakukan dirumah Donny. Semua belajar dengan giat karena memang besoknya ada ulangan fisika. Belajar bersama berakhir sampai pukul 5 sore.Pada saat itu hari sedang hujan lebat dan membuat Diana harus menunggu sampai hujan berhenti.
“Kamu belum dijemput, na ?”, tegur Donny. “Aa.. ahh.. belum Don, ngak tau nih pak supir telat jemputnya, katanya sih ban mobil bocor”, jelas Diana dengan sedikit gugup. “Gimana kalau kamu masuk aja dulu, nunggu didalam aja”, ajak Donny.”Ngak ah, aku nunggu disini aja”.tolak Diana. “Kamu mau mati kedinginan disini, liat tuh bibir kamu udah mulai biru”,tegas Donny sambil menyelimuti badan Diana dengan jaketnya. Diana pun terkejut dengan apa yang telah dilakukan Donny. “ Iya, iya.. aku masuk dehh,..”, setuju Diana.
Sambil menunggu mobil jemputan, Diana dan Donny pun ngobrol bersama,sambil menikmati hangatnya teh. Ternyata mereka berdua sama – sama penggemar bulutangkis tapi kalau Donny fansnya Markis Kido sedangkan Diana fansnya Pia Zebadiah yang juga adik dari Markis Kido. Mereka pun ngobrol begitu asyik, sampai – sampai mereka lupa karena jam telah menunjukkan hampir pukul 6 sore.
“ Na, kayaknya ban kamu bocornya gede banget, sekarang udah hampir jam 6”, kata Donny. “ Bener juga, ngak kerasa udah hampir jam 6,” kata Diana. “ Gini aja, gimana kalau aku aja yang nganterin kamu tapi sebelu itu temenin aku makan bakso dulu yaa.., Gimana? Setuju ngak ?”, jelas Donny. “E..e… oke deh, kebetulan aku juga lagi pengen bakso”, kata Diana setuju.
Makanlah mereka berdua di warung bakso Bu Johan yang paling terkenl sambalnya karena super pedas. Setelah selesai makan Donny pun mengantar Diana pulang. Selama perjalanan pulang tidak habisnya mereka bercanda.
“Ternyata kamu asyik juga diajak ngobrol, ngak ngebosenin”, kata Diana. “Ya iyalah, Donny gitu lho”,kata Donny sambil tertawa.”Pasti seru banget ya persahabatan kalian mana deket banget”,tanya Diana. “Iyah, kami memang sudah dekat sejak kelas 6 SD dan sampai sekarang dan selamanya”, jelas Donny. Tidak berapa lama sampailah di rumah Diana. “Makasih ya Don, udah nganterin pulang dan udah bayarin makan bakso”, kata Diana. “Sama – sama, makasih juga karena udah nemenin makan bakso”, balas Donny.
Teng.. teng.. teng..
Bel tanda masuk berbunyi. Pelajaran pertama adalah matematika yang diajarkan oleh Bu Lisa. Kami diberi tugas untuk dikerjakan karena beliau ada rapat.


“Ra, tau ngak kemaren aku dianterin Donny pulang dan aku juga ditraktir makan sama dia”, kata Diana tiba – tiba. “Hah.. kamu dianterin Donny pulang”, kata Aira terkejut, “Tapi kenapa Donny jadi nganterin kamu, emangnya kamu ngak dijemput sama supir kamu?”, tanya Aira. “Kemaren sebelum jemput aku ternyata ban mobil aku pecah dan harus ditambal dan ternyata sampai jam 6 sore supir aku belum juga jemput, makanya Donny nganterin aku pulang sekalian ngajak aku makan bakso”, jelas Diana.”Owhh.. gitu yaa.. enak dong dianterin sama Donny?”, tanya Aira. “Enak banget, dia tuh asyik banget orangnya, terus dia juga baik banget sama aku, kamu tau ngak masa dia menyelimuti aku sama jaketnya waktu aku kedinginan”, jelas Diana penuh bahagia, “ Dan sepertinya aku jatuh cinta sama Donny, Ra”, kata Diana malu – malu. “ APA..!!!”, Aira terkejut sambil berteriak, sampai – sampai seluruh mata dikelas tertuju padanya.
Teng .. teng .. teng ..
Bunyi bel istirahat menghentikan pembicaraan mereka, dan tugas pun dikumpulkan. Untungnya Aira sudah menyelesaikan tugasnya.
“ Ke kantin yuk, ra!”, ajak Mayang. “ Hahh.. ahhh…. Iya.. iya..”, kata Aira terkejut. “ Kamu ngak papa, Ra ? Sakit ? Kalau emang kamu sakit biar aku anterin ke UKS aja, muka kamu juga agak pucat, Ra”, tawar Mayang pada Aira. “ Ahh,. ngak kok, aku baik – baik aja, ya udah yuk kita ke kantin aja, yang lainnya udah pada nunggu kan ?”, kata Aira sedikit gugup. “Kamu yakin ra ?”, yakin Mayang. “ Yakin kok”, kata Aira. “ Ya, ampun.. lama banget sih nih ibu – ibu keburu penuh kantin nanti”, kata Donny sambil tertawa.” Iya nih,.. cepetan donk”, kata Andre dan Ditho. “ Yuk.. yuk.. semua, kita serbu kantin”, kata Dhiny penuh semangat.
Selama perjalanan ke kantin Aira terlihat begitu pendiam, dan terlihat begitu berbeda dari biasanya.
“Ra, kamu kok agak beda sih hari ini ?”, tanya Donny. “Ahh,… ngak kok. Aku sama aja kayak biasanya”, kata Aira sedikit gugup. Tiba – tiba saja Aira berpapasan dengan Diana dan dia pun menyapa Donny. “ Hai don..”. sapa Diana. “Hai..”, balas Aira.
Aira kemudian teringat dengan kata – kata dari Diana. “ Ra, comblangin aku sama Donny dong, kamu kan udah kenal lama sama Donny, pasti kamu bisa ngebantuin aku supaya aku bisa jadian sama Donny, please..”, mohon Diana. “ Hahh.. ahh…. Iya deh nanti aku coba yaa,..”, jawab Aira seadanya. “ Heii… cantik.. jangan ngelamun donk”, kata Donny mengejutkan Aira. “ Hahh…”, kata Aira terkejut. Donny pun menarik tangan Aira untuk menyusul yang lainnya ke kantin.



Teng … teng … teng…
Bel masuk pun berbunyi dan pelajaran pun dimulai. Selama pelajaran berlangsung Aira terlihat selalu melamun dan tidak konsentrasi. Hal itu membuat Mayang bingung melihat sikap Aira.
“Hei”, sapa Mayang. “Hei..”, balas Aira. “ Kamu lagi ada masalah ya, Ra ?”, tanya Mayang. “Ahh.. ngak papa kok”, jawab Aira gugup. “ Ya udah kalau kamu belum mau cerita ngak papa, tapi kalo kamu perlu aku akan selalu ada buat kamu, karna aku adalah sahabat kamu”, kata Mayang. Aira hanya tersenyum dan kemudian beranjak pulang.
Seperti biasa, setiap malam Aira mengulang kembali pelajaran tetapi sama sekali tidak konsentrsi seakan – akan Diana menari – nari di buku pelajarannya dan mengatakan ‘aku suka Donny’. “ Kalo gini terus aku bisa gila!”, teriak Aira dalam hati. “Mungkin bener kata Mayang, aku ngak mungkin menyimpan perasaan ini terus – menerus, dan selalu dihantui dengan perkataan Diana, aku harus cerita sama mayang”, kata Aira. Malamnya Aira pun menelpon Mayang, dan akhirnya mereka berdua untuk bertemu besok sore di kafe tempat biasa mereka bertemu.
“Aku seneng akhirnya kamu mau cerita sama aku, karna terus terang aku khawatir melihat sikap kamu akhir – akhir ini”, kata Mayang. “Aku juga ngak sanggup kalo harus nyimpan ini terus, makanya aku pengen cerita sama kamu”, kata Aira. “ Ya udah sekarang kamu cerita, aku bakal dengerin cerita kamu”, kata Mayang. “ Aku,, aku,, jatuh cinta sama Donny”, kata Aira terbata – bata. “HAH!!”, kata Diana terkejut. “Aku juga bingung sama perasaan ini, tiba – tiba aja muncul”, kata Aira.
“ Sejak kapan kamu jatuh cinta sama Donny ?”, tanya Mayang. “ Sejak kematian orang tua aku. Donny begitu perhatian sama aku, dia selalu ada buat aku, dia selalu bisa menghibur aku, sehingga aku sekarang bisa kayak gini. Entah kenapa karena begitu perhatianbya Donny sama aku, aku jatuh cinta sama Donny”, jelas Aira. “ Owhh,.. begitu.. Tapi kamu tau sendiri kan kalau kita udah sepakat kalau didalam persahabatan kita ngak boleh ada rasa cinta, semuanya cuma sahabat, karna cinta tuh cuma bisa buat persahabatan kita hancur”, kata Mayang.
“ Aku tau,. Tapi gimana caranya aku buat ngilangin perasaan ini, dan kamu tau kalau ternyata Diana temen sebangku aku sendiri suka sama Donny. Terus terang aku cemburu. Cemburu banget sama Diana. Mana dia minta supaya aku comblangin dia sama Donny. Ya, walaupun aku tahu kalau aku sama sekalai ngak ada hak buat cenburu sama Donny tapi entah kenapa tuh rasanya sakit banget.”, kata Aira.
“ Terus terang aku sangat terkejut mendengar ini, aku sama sekali ngak nyangka kalau kamu ternyata kamu cinta sama Donny”, kata Diana. “ Tapi kamu harus jujur sama Donny tentang perasaan kamu”, kata Mayang. “ Masa aku harus harus ngelanggar perjanjian dan bilang kalau aku suka sama Donny, aku takut persahabatan kita hancur karena perasaan aku ini, aku rela buat ngilangin perasaan ini demi persahabatan kita, tapi aku ngak rela kalau harus ngeliat Donny jadian sama Diana”, kata Aira. “ Karena kamu cuma rela kalau Donny jadian sama Aira, iyakan??”, kata Mayang. Aira hanya tersenyum mendengar kata – kata Mayang. “ Tapi kamu jangan bilang ya sama yang lain, cuma kamu yang tau tentang ini”, kata Aira. “ Iya deh, aku janji”, tegas Mayang.
Tiba – tiba saat jam istirahat,..
Terlihat Donny dan Diana terlihat duduk berdua di kursi depan kelas mereka. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Aira melihat hal itu. Aira terlihat sedih dan juga cemburu pastinya. Untungnya ada Mayang yang langsung mengalihkan Aira dari situasi itu.
“ Semuanya, aku sama Aira ke wc dulu ya, udah kebelet nih. Aira temenin aku ya,.”, ajak Mayang. “Hahh,.. ahh.. iya .. iya.. aku juga kebelet nih”, kata Aira. “Ya udah sana deh kalian ke wc, tapi jangan lama ya”, kata Andre. “ Aku sama Aira nanti duluan aja, nanti biar aku dan Aira yang pesan tempat”, kata Mayang.
Aira dan Mayang pun langsung meninggalkan situasi itu.
“Kamu ngak papa kan, Ra?”, tanya Mayang. “ Ngak.. ngak papa.. aku udah janji sama diri aku untuk ngilangin perasaan ini, demi persahabatan kita, dan hal yang baru aku liat tadi semakin buat aku yakin kalau perasaan aku sama Donny ngak akan terbalas”, kata Aira. “Sabar ya, Ra”, hibur Mayang. Andre, Ditho, dan Dhiny pun datang. Mereka berlima pun langsung menyantap makanan, dan tentunya tanpa Donny.
Waktu berakhirnya istirahat telah berbunyi. Para siswa pun kembali memasuki kelas dengan tergesa – gesa. Pelajaran pun dilanjutkan.
“Kamu tau ngak, sore ini Donny ngajakin aku jalan bareng”, kata Diana dengan bahagia. “ Owh,. Bagus dong. Selamat jalan sama Donny. Pasti seru deh”, kata Aira seadanya. “ Kamu kenapa ? Kayaknya ngak suka deh, kamu cemburu ya ?”, tanya Diana. “ Ngapain aku cemburu, ngak penting”, kata Aira sedikit marah. Aira pun langsung meninggalkan Diana.
Bel tanda pulang berbunyi..
Aira langsung menuju mobil jemputan.
“Aira kenapa ?”, tanya Ditho kepada Mayang.” Ngak papa, paling dia pengen cepet pulang aja kok”, kata Mayang meyakinkan.
Aira berusaha untuk tidur siang tapi kayaknya susah banget. Dia selalu memikirkan Donny dan Diana yang terlihat makin dekat dan bakal ngedate sore ini. Tiba – tiba saja handphone Aira berbunyi, terlihat nama Mayang dilayar handphonenya.
“ Aku tau kamu pasti sekarang lagi mikirin rencana ngedatenya Donny dan Diana, iyakan?”, tebak Mayang. “ Kamu tau aja”, kata Aira. “ Walaupun kamu berusaha buat ngelupain Donny, tapi aku tau pasti sulit banget”, kata Mayang. “Kamu bener, tapi aku harus bisa, walau sulit. Makasih ya kamu udah hibur aku, sekarang aku udah ngak terlalu sedih lagi, karena aku udah bisa berbagi sama kamu”, kata Aira. “Itu gunanya sahabat, aku akan selalu ada buat kamu, Ra”, kata Mayang.

Mayang..
Beberapa hari ini aku ngak masuk sekolah dulu yaa..
Aku pengen nenangin diri dulu dari semuanya, kamu ngak perlu khawatirin aku..
Aku bakal baik – baik aja..

Tiba – tiba saja SMS masuk ke handphone Mayang. Dia sangat terkejut dan langsung menghubungi hanphone Aira, tetapi sama sekali tidak menyambung. Mayang langsung cemas dengan Aira.
“Diana, nembak kamu, Don?”, tanya Andre. Mayang pun terkejut mendengar itu.
“Aku seneng banget tadi jalan sama Donny, dia emang bisa buat aku bahagia, Ra”, tiba – tiba Diana menelpon Aira.”Owh,.. bagus dong”, kata Aira seadanya. “Dan aku pengen dia jadi pacar aku. Aku yakin kalau dia bakal nerima aku, karena dia kayaknya juga jatuh cinta sama aku, gimana menurut kamu, Ra?”, tanya Diana. “ Baguslah, pasti lah Donny nerima kamu krena dia juga bilang sama aku kalau dia suka sama kamu”, kata Aira. “Ya udah kalo gitu, selamat tidur ya, Aira”, kata Diana.
Aira langsung menutup telpon dan air matanya langsung jatuh, sangat deras, hatinya terluka. Paginya Aira langsung meninggalkan kediamannya menuju tempat yang biasa membuat dia tenang.
“Aku harus cerita sama Donny tentang masalah ini, Donny harus tau kalau Aira suka sama dia”, kata Mayang dalam hati.
Akhirnya Mayang pun bercerita dengan Donny, Ditho, Andre, Dhiny, juga Diana kalau Aira jatuh cinta dengan Donny dan pasti mengira kalau Donny dan Diana sudah jadian. Donny dan Diana pun terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Mayang. Donny sama sekali tidak menyangka kalau dia telah melukai hati Aira, begitu juga Diana.
” Aku juga merasa kalau sebenarnya Aira tuh punya perasaan lain dengan Donny, karena dia terlihat sedikit marah pada saat aku bilang kalau aku akan ngedate dengan Donny”, kata Diana. “ Aku hanya menganggap Diana sebagai sahabat dan ngak lebih dari itu”, jelas Donny. “Owh.. gitu. Aira harus tau ini, Don”, kata Mayang. “Aku bisa nerima keputusan Donny karena aku tau kalau Donny menyukai Aira, bukan aku. Aku rela karena Aira jauh lebih baik daripada aku dan aku tau Aira juga menyukai Donny”, kata Diana. “Sekarang yang perlu kita lakuin adalah mencari Aira, menurut kalian dimana ?”, kata Donny. “Aku tau!”, kata Andre. “ Mungkin Aira sekarang di Bandung, tenpat pemakaman ayah dan juga ibunya”, jelas Andre.
Akhirnya mereka semua langsung menuju Bandung. Selama perjalanan Donny berharap bisa menemukan Aira disana. Tak berapa lama mereka tiba di pemakaman dan benar saja Aira ada disana. Donny langsung menghampiri Aira, tetapi Dito menahannya.
“Mah, aku sangat sedih. Aku tidak bisa mengatakan kepada Donny kalau aku menyukainya, dan sekarang aku harus merelakan dia dengan teman ku sendiri. Tapi aku akan berusaha kuat. Aku ngak mau persahabatan aku hancur hanya karena perasaan aku ini”, kata Aira di atas pusara ibunya.
“Aira!”, teriak Donny. Aira terkejut mendengar suara itu. “ Kamu salah, aku dan Diana hanya sahabat ngak lebih dari itu”, kata Donny. Aira terkejut mendengar itu. Dia mengusap air matanya. Donny pun mendekati Aira dan memeluknya. Donny pun berbisik ditelinga Aira, ”Mulai sekarang aku ijinkan kamu menyukai ku, menyukai Donny yang sangat tampan ini”, kata Donny. Kata – kata itu membuat Aira terkejut. “ Kamu ngaco, Don. Kita udah terikat perjanjian kalau…. “. “Perjanjian itu udah hilang Aira”, potong Andre. Aira pun bingung. “Aku ngak mau karena perjanjian itu kamu jadi kayak gini”, jelas Andre. Aira pun tersenyum mendengar itu. “Jadi mulai sekarang kamu ijinin ngak, Ra supaya Donny menyukai kamu?”, tanya Diana. “Tentu, dengan senang hati”, kata Aira bahagia. Donny pun memeluk Aira dan semunyapun tersenyum bahagia melihatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar